Selasa, 23 Desember 2008

PERJUANGAN ANAK DESA

Saya dilahirkan di suatu desa pelosok di Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Purworejo,Kecamatan Bayan,Desa Dewi,kampung Bido.Konon waktu saya di sekolahan masih Sekolah Rakyat,dimana belum ada gedung Sekolah, dan untuk tempat sekolah masih numpang di rumah warga desa yang rumahnya besar.Pada saat itu untuk lulus sekolah sangat sulit,dimana seangkatan saya pada saat ujian negara dari 56 orang yang lulus hanya 5 anak saja, maklum pada saat itu guru yang ngajar masih lulusan Sekolah Rakyat ditambah kursus, dan yang paling tinggi lulusan SGB[Sekolah Guru B],selain itu untuk ujian negara ujiannya di kota kabupaten di Purworejo dimana jaraknya 12 km dari desa, sehingga murid harus cari pondokan untuk tinggal agar ga terlambat, maklum belum ada angkot dan jalan desapun tidak dapat dilewati mobil karena jalannya tanah penuh kubangan kerbau.
Diantara 5 anak yang lulus saya nilainya yang tertinggi dan melanjutkan sekolah SMP di Kutoarjo yang jaraknya 7 km dari desa .Saya diterima disekolah faforit waktu itu yaitu SMP Pius Kutoarjo,kenapa sekolah disitu karena disekolah tersebut bayaran sekolahnya ringan untuk orang yang ga mampu secara ekonomis tapi mampu otaknya,untuk bayaran sekolah ada yang gratis kalau orangnya bener-bener ga mampu. Sekolahan tersebut memang sekolahan katolik,tetapi saya dan teman-teman yang muslim tidak dibedakan dalam pendidikan.Setiap hari saya sekolah menggunakan kaki saja alias jalan kaki kesekolah tanpa alas kaki, dan alas kaki[sepatu]dipakai setelah sampai sekolahan karena takut kotor, soalnya jalannya belok.Pada saat kesekolah untuk lebih cepat saya melalui jalan pintas yaitu melalui rel kereta api. Pada waktu hujan saya biasa menggunakan daun pisang 2 pelepah, dimana satu untuk payung dan satu lagi dibelah tengahnya dijadikan mantol.Masuk sekolah jam 7.00 pagi,jadi dari rumah harus berangkat jam 5.30, tanpa membawa uang untuk jajan.Kalau malam hari belajar menggunakan lampu teplok,dan kalau pagi biasa lobang hidungnya hitam karena asap teplokSaya mempunyai teman jalan yang satu sekolahan ada 4 anak,dan yang lain sekolahan ada 3 anak.dari diantara teman jalan satu sekolahan yang melanjutkan sampai SLTA hanya saya dan kakak kelas saya,yang lain gagal karena G 30 S PKISaya mempunyai kenangan yang menarik yaitu setiap pulang saya kadang ketinggalan teman jalan sehingga mencari tumpangan mbonceng sepeda, diantaranya orang yang saya tumpangin adalah Pak Totok Laksito guru Civic,dan beliau tidak melanjutkan mengajar [hanya satu tahun saja], selanjutnya beliau masuk AAL dan terakhir beliau berpangkat Laksamana Muda[sekarang sudah pensiun].
Selesai SMP saya dipaksa masuk STM Negeri dan diterima karena nilai SMP cukup baik,namun tanpa sepengetahuan orang tua saya berpindah di SMA swasta di kota Purworejo.Dengan lulusnya saya dari SMP orang tua membelikan sepeda untuk sekolah dengan jarak dari rimah 12 km,setiap hari saya kesekolah naik sepeda sejauh 9 km, karena sebelumnya saya nuntun dan kadang-kadang dinaikin sepeda sejauh 3 km karena jalanya jeblok/belok dimana lumpurnya setinggi lutut.Saya di SMA mendapat jurusan PasPal[Ilmu Pasti Alam], yah makum sekolah swasta hasil ujian negara saya pas-pasan.Selulus SMA saya ingin jadi ABRI ,maka saya daftar AKABRI tetapi Tuhan berkehendak lain sehingga saya kuliah di Fakultas Kedokteran Swasta atas kehendak orang tua,tetapi tidak berlanjut dan hanya sampai 2 tahun saja,karena orang tua kebobolan karena biayanya tinggi. Selanjutmya mengingat adik-adik perlu pendidikan yang lebih baik ,maka atas inisiatif sendiri saya keluar kuliah dan pergi ke Jakarta bekerja menjadi buruh pabrik. Karena tanggung jawab atas masa depan saya sambil bekerja saya kuliah lagi dengan biaya sendiri, dan alhasil lulus sarjana,walaupun untuk menjadi sarjana harus ujian negara yang sangat berat sekali karena saya juga harus bekerja di pabrik dan terkena shift. Selulus Sarjana saya melamar bekerja di perusahaan swasta dan tidak menjadi PNS atau masuk WAMIL padahal memungkinkan, karena untuk menjadi PNS ataupun WAMIL harus punya koneksi dan punya duit untuk nyogok. Dalam bekerja di perusahaan swasta saya mempunyai karir menjadi manager, dan terakhir menjadi general manager, dan itupun harus bekerja keras untuk kemajuan hidup.Demikianlah sekilas perjuangan hidup yang saya alami, dan segala sesuatu apapun yang saya raih benar-benar karena tekad yang kuat dengan bantuan ALLAH SWT.Semoga anak keturunan saya yang akan datang mendapatkan kabahagiaan dan kesejahteraan lebih baik dari pada yang saya alami.

1 komentar:

  1. Salam kenal mas, saya juga asli dari Purworejo (Wingko) tinggal di Cakung Jakarta Timur, monggo mampir ke Blog saya, saya tunggu rawuhnya. Tks

    BalasHapus