Selasa, 21 April 2009

GAGALNYA INTROSPEKSI MEGA AKAN MENGHANCURKAN PDIP

Ibarat Nasi telah menjadi Bubur, apa mau dikata!masih bisa dimakan! bisa sih bisa tetapi sudah tidak sesuai harapan.
Penurunan perolehan PDIP yang terus berlanjut tidak menjadikan Megawati untuk menelaah kekalahan yang dikarenakan ulahnya, Mega keturunan orang Jawa tetapi tidak mengerti falsafah Jawa " Nglurug tanpo Bolo Menang tanpo ngasorake ", ternyata falsafah ini dipahami dan diyakini oleh SBY sehingga membawa sikapnya yang luhur budi, dan tidak ambeg angkoro murko.
Dalam dunia perwayangan SBY ibarat anggota Pendawa yang pertama yaitu Puntodewo yang wani kalah luhur wekasane, sampai detik sekarang belum pernah terbetik ada ucapan SBY yang menjelek-jelekan lawan politik karena apa? SBY memakai falsafah "Tresnanono musuhiro" artinya cintailah musuhmu.
Apa yang terjadi pada SBY menjadikan goro-goro dimana para dewa di kahyangan terpaksa turun di dunia untuk melihat apa yang terjadi, setelah melihat mereka mengetahui seorang kesatria sedang dizolimi oleh groupnya Betoro Durgo, lalu apa yang terjadi Semar dan punokawan yang lain yang menggambarkan masyarakat yang peduli pada kebenaran digerakkan hatinya oleh Sang Maha Kuasa untuk bersimpati pada sang kesatria, sehingga pada Pemilu Legislatif menjadikan Demokrat menjadi Partai Besar yang ga tanggung-tanggung.
Dari kejadian diatas seyogyanya Megawati sebagai putri Sang Proklamator lebih mengedepankan kepentingan Bangsa dari pada kepentingan Nafsunya yang angkara murka penuh kebencian.
Walaupun Megawati membaca blogg ini yakin ga berubah dan tidak mau instropeksi diri dan bahkan mungkin akan membenci.
Menurut saya belum terlambat untuk berubah, mudah-mudahan bisa, tetapi kalau ga bisa sangat disayangkan keberadaannya sebagai putri Sang Proklamator.
Apabila kondisi ini tidak berubah ramalan PDIP akan makin kecil bukan tidak mungkin.
Dalam pencalonan Presiden Megawati harus bisa menjual performance di mata masyarakat, yaitu dengan mengubah dirinya menjadi sesuai dengan apa yang diharap oleh Masyarakat.
Demikian renungan ini semoga dibaca oleh yang berkaitan sehingga mampu meningkatkan nilai luhur bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar